Matahari semakin panas, para ilmuwan pun berlomba membayangkan cara
terliar yang dapat digunakan untuk mengurangi efek panas matahari yang
semakin menjadi. Inilah ide tergila para ilmuwan, "Penghalang Panas
Matahari Raksasa Untuk Bumi". Beberapa pendapat pesimis mengatakannya,
"terlalu angkuh," tetapi para optimis menyebutnya, "ide yang brilian."
Mungkin
anda pernah membaca tentang ide untuk membuat suatu kota menjadi
indoor, dan rencana itu memang ada, dan akan diwujudkan di kota Astana,
Kazakhstan.. Ide itu menghabiskan anggaran sebesar $15 Miliar hanya
untuk bisa menangkal pengaruh hujan dan panas.
Kota yang
dipayungi memang akan terkesan biasa dengan terwujudnya salah satu kota
di bumi yang berhasil dipayungi. Namun, apa yang terjadi jika bumi kita
dicoba untuk dipayungi?
Keluarlah sebentar dari ruangan anda,
pergi ke luar, dan tataplah langit di atas anda, bayangkan para ilmuwan
akan mencoba untuk menciptakan sesuatu yang luasnya bisa lebih luas dari
bumi, untuk bisa mengambang di luar angkasa sana agar menghalangi
sekitar 5-20% panas matahari sebelum menyentuh atmosfer bumi.
Mungkin anda bisa berpendapat seperti para orang pesimis bahwa,
"manusia mulai terlalu angkuh dengan peradabannya," atau mungkin juga
anda akan berpendapat, "ide yang bagus, bumi sudah terlalu panas saat
ini, setidaknya harus ada sesuatu yang mengurangi panas ini."
Ide ini
pertama kali disebut oleh Edward Teller (meninggal pada tahun 2003),
seorang ilmuwan senior di Hoover Institut yang menguasai bidang
kebijakan internasional seputar pertahanan dan energi. Ide yang pertama
kali digagas oleh Teller, adalah untuk menyebarkan jutaan, miliaran,
maupun triliunan "partikel pengurai ultraviolet" ke lapisan stratosfer
bumi.
Meskipun ide ini sudah terkesan terlalu besar, namun
nyatanya ide ini muncul akibat keprihatinannya kepada pemerintah Amerika
yang menghambur-hamburkan $100 Milyar untuk mengatasi global warming
yang menurutnya sia-sia.
Menurut Teller, akan lebih baik jika
pemerintah berpikir untuk jangka panjang dan menghentikan
menghambur-hamburkan uang guna menanggulangi efek rumah kaca yang tidak
akan akan berpengaruh besar terhadap iklim dunia.
Teller
mengatakan bahwa pokok permasalahan dari Global Warming terletak pada
matahari itu sendiri, sehingga akan lebih mudah jika kita menangkalnya
secara langsung dibandingkan hanya menanggulangi dampak yang terjadi.
Teller
kemudian mengusulkan idenya kepada pemerintah, jutaan, miliaran, bahkan
triliunan partikel pengurai sinar ultraviolet mungkin akan berguna jika
ditembakkan ke lapisan stratosfer bumi agar mampu untuk setidaknya
mengurangi radiasi dan panas matahari terhadap bumi.
Ide ini
juga terinspirasi dari penelitian para ahli atas letusan gunung Pinatubo
pada tahun 1991 silam, dimana dari letusan tersebut, para ahli
mengambil kesimpulan bahwa sulfat yang ditembakkan ke atmosfer bisa
membantu mendinginkan iklim. Selanjutnya, para ilmuwan lain yang juga
mendukung teori Teller adalah Ken Caldeira dan Roger Angel.
Mereka
mendukung sekaligus mengembangkan teori dari Teller. Mereka
mendiskusikan teori ini dalam proposal berjudul "geoengineering." Paul
Crutzen, seorang pemenang nobel dari Max Planck Institute for Chemistry
juga telah mengambil serta dalam pembahasan geoengineering ini.
Mereka
dan 40 ilmuwan lainnya pernah terlibat dalam lokakarya yang dsiponsori
oleh NASA dan Carnagie Institute pada 18-19 November lalu. Dalam
lokakarya tersebut, seorang ilmuwan Rusia bernama Mikhail Budyoko juga
berpendapat bahwa, "jika pengurangan emisi gas rumah kaca tidak
berpengaruh dan suhu tetap meningkat dengan cepat, maka 'rekayasa iklim'
adalah pilihan satu-satunya yang akan menurunkan suhu yang meningkat
dan menetralkan iklim."
Pengembangan dari teori Teller
selanjutnya begitu bervariasi. Ada yang menggagas untuk menyebarkan 16
triliun cermin ke luar angkasa guna membiaskan sinar-sinar matahari
sebelum menyentuh bumi.
Lewat teori ini, telah diperhitungkan
jika seharusnya sinar ultraviolet matahari tidak akan sepenuhnya
menyentuh bumi, karena 5-20% bahkan lebih dari sinarnya seharusnya
dibelokkan ke orbit lain. Selain itu ada juga ilmuwan yang berteori
untuk membangun suatu penghalang panas matahari raksasa di antara bumi
dan matahari.
Teori ini memang terkesan akan menjadi proyek
besar. Penghalan panas matahari raksasa ini akan mempunyai fungsi
seperti kaca film pada mobil. Bagaimanapun ini hanya teori.
Tidaklah
mudah membangun sesuatu yang memiliki luas seperti bumi. Bangunan
tertinggi di Dubai saja tidak menghabiskan hanya satu bulan untuk
membangunnya. Mungkin puluhan tahun, mungkin juga ratusan tahun,
Gambar
di atas adalah ilustrasi beberapa dari 16 triliun cermin pembias sinar
matahari yang diusulkan untuk disebarkan di atas bumi. Setiap cermin
hanya akan berukuran kurang dari 1 meter persegi.
Jika suatu saat
teori ini dapat diwujudkan manusia, maka manusia hanya akan memiliki
langit yang tidak terlalu biru lagi, dan yang paling penting,
pemandangan matahari terbenam tidak akan seindah sekarang ini.
Penghalang Panas Matahari Raksasa Untuk Bumi
Sabtu, 07 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar