Pesan
moral bagi kita, seperti pimpinan Harvard itu, kita memang sering silau
oleh pakaian yang dikenakan seseorang. Padahal,pakaian atau baju hanya
bungkus, tetapi apa yang tersembunyi di balik pakaian, jauh lebih tinggi
nilainya.
Kisah Pendirian Stanford University
Selasa, 24 April 2012
Seorang
wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian
sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston , dan berjalan
dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Sesampainya
di sana sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka
adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di
Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge. “Kami ingin
bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut. “Beliau hari ini
sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat. “Kami akan menunggu,” jawab sang
Wanita. Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan
bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi
nyatanya tidak.
Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk
melaporkan kepada sang pemimpinnya. “Mungkin jika Anda menemui mereka
selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan
Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang
sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia
melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar
kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard,
dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata
padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di
Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun
yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan
peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. Bolehkah?” tanyanya,
dengan mata yang menjeritkan harap. Sang Pemimpin Harvard tidak
tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,”
katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap
orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat
ini sudah akan seperti kuburan.” “Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan
dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin
memberikan sebuah gedung untuk Harvard.” Sang Pemimpin Harvard memutar
matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang
mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa
harga sebuah gedung? Kalian perlu memiliki lebih dari 7,5 juta dolar
hanya untuk bangunan fisik Harvard.” Untuk beberapa saat sang wanita
terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari
mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan,
“Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa
tidak kita buat sendiri saja ?” Suaminya mengangguk. Wajah sang
Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan. Mr. dan Mrs Leland Standford
bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto,
California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang
nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi
diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford
University , salah satu universitas favorit kelas atas di AS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar